Penyakit ginjal alergi: nefritis

Jade adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penyakit ginjal inflamasi. Setiap ginjal mengandung sekitar satu juta unit struktural mikroskopis, yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari jaringan pembuluh darah kecil (glomerulus) dan tubulus, yang, bergabung, mengalir ke ureter, mengeluarkan urin dari ginjal ke dalam kandung kemih. Glomeruli adalah tempat penyaringan cairan dan limbah dari darah.

Di dalam tubulus, sebagian besar cairan dan zat yang dibutuhkan tubuh diserap kembali. Nefritis ginjal alergi adalah masalah umum saat ini. Dalam kondisi normal, 180 liter urin primer terbentuk per hari karena penyaringan, tetapi hanya 1,5 liter yang dilepaskan. Nefritis terjadi pada penyakit berikut:

Selain itu, kesulitan mengeluarkan urine karena prostat membesar, uterus atau katup ureter (pada anak-anak) merupakan faktor predisposisi terhadap infeksi saluran kemih, yang berhubungan dengan perkembangan pielonefritis akut. Penyakit yang disertai dengan respon imun abnormal (penyakit autoimun), termasuk lupus eritematosus sistemik dan periarteritis nodular, mungkin juga menjadi penyebab nefritis. Dengan lupus eritematosus sistemik, glomeruli ginjal rusak, baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak. Nodul periarteritis (penyakit dinding arteri) sering menyerang pria paruh baya dan lanjut usia. Biopsi ginjal dapat mengungkapkan kerusakan pada dinding pembuluh arteri berukuran sedang. Seperti penyakit ginjal lainnya, pemeriksaan mendetail diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang akurat. Studi tentang fungsi ginjal meliputi:

Diperlukan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pasien yang menderita nefritis akut, di mana jumlah cairan yang diminum dan dikeluarkan akan dicatat setiap hari. Tekanan darah harus diukur secara teratur. Dalam kasus peningkatan tekanan, pemberian obat yang tepat diperlukan. Untuk mengobati infeksi, antibiotik digunakan. Peran penting dimainkan oleh diet dengan kandungan garam rendah. Pada pasien yang sakit parah, perlu membatasi konsumsi protein dalam makanan. Dalam beberapa kasus, penunjukan kortikosteroid dan siklofosfamid (obat sitotoksik). Pasien yang menderita gagal ginjal, yang berhubungan dengan glomerulonefritis, dapat diberikan hemodialisis. Pasien dengan sindrom nefrotik dianjurkan diet rendah garam. Beberapa dari mereka diberikan terapi kortikosteroid dalam dosis besar, yang membantu mencegah asupan protein ke dalam urin. Diuretik digunakan untuk meningkatkan volume output urin. Mereka diresepkan untuk edema masif. Pasien yang menderita pielonefritis akut membutuhkan antibiotik. Pengobatan tepat pada infeksi saluran kemih pada anak-anak penting untuk mencegah hipertensi dan gagal ginjal di masa depan. Pembedahan yang bertujuan untuk memulihkan saluran air seni dapat mencegah perkembangan pielonefritis kronis.