Saya tidak mau - saya tidak akan: bagaimana memberi makan anak dengan makanan "benar"

Bubur - "kotoran berlendir", sup - "cairan jahat", kefir - "asam dan tidak berasa": daftar liku-liku tiran kecil bisa tak terbatas. Orang tua mengatur pertunjukan, memerankan pertunjukan, menjanjikan hadiah untuk mendorong anak kesayangan dengan beberapa sendok oatmeal atau keju cottage yang bermanfaat - tetapi, sayangnya, dengan keberhasilan yang bervariasi. Psikolog anak meyakinkan: ada cara yang lebih mudah untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Aturan satu - jangan berkelahi. Tidak perlu memaksakan makanan secara paksa ke bayi yang menangis, ke tempat yang mengancam ultimatum atau menakuti hukuman yang mengerikan - ini penuh dengan neurosis, gangguan makan dan gangguan nafsu makan. Berikan bayi hak untuk memilih - dalam batas-batas tertentu: pendekatan ini jauh lebih efektif.

Aturan dua - licik. Produk-produk yang tidak dikenal atau tidak dicintai dapat disamarkan dalam piring, disajikan dalam porsi kecil atau didekorasi secara aneh. Anak mana yang bisa berdiri di depan es krim, perbukitan warna-warni hiasan sayuran atau patung-patung keju?

Aturan tiga - kurangi pentingnya makan. Jika anak menolak makan - dia tidak terlalu lapar. Letakkan piring itu dan lepaskan "nehochuhu" dari meja: anak yang lapar cepat atau lambat akan memakan bagiannya dengan senang. Rahasianya hanya satu - setiap kali menawarkan hidangan persis yang menyebabkan protes: tidak ada kompromi dalam bentuk kue atau pisang favorit.