Agama, moralitas, seni sebagai bentuk pemahaman filosofis tentang realitas

Agama, moralitas, seni sebagai bentuk pemahaman filosofis terhadap realitas selalu ada, setiap hari kita menemukan konsep-konsep ini dan tampaknya sangat memahami maknanya. Tetapi siapa yang dapat memberikan deskripsi lengkap dari masing-masing istilah ini, dan juga menentukan peran yang akan mereka mainkan dalam kehidupan kita? Bentuk pemahaman filosofis tentang realitas diperiksa secara rinci dan dipelajari baik dalam filsafat maupun dalam psikologi. Manusia memiliki beberapa jenis persepsi dalam pikirannya: dia memahami apa yang mengelilinginya, apa yang nyata dan apa yang tidak, dia mempelajari dirinya sendiri dan menyadari kepribadiannya di dunia ini, hubungan benda-benda, apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan. Kognisi adalah salah satu berkat terbesar umat manusia. Rene Descartes dalam bukunya "Temuan Kebenaran" memberi kita satu pemikiran yang sangat populer dan penting: "Saya pikir, oleh karena itu saya ada ...

Tapi kami tidak berpikir sejelas yang kami inginkan. Kita tidak dapat melihat dunia sebagai matematika, tahu jawaban yang tepat untuk semua pertanyaan kita. Semua yang kita lihat dan ketahui terdistorsi melalui prisma pemahaman kita tentang realitas, dan setiap individu memiliki prisma ini yang dibangun secara individual. Bentuk-bentuk pemahaman filosofis tentang realitas, seperti agama, moralitas, seni dapat menyimpang dan benar-benar melengkapi informasi yang mengelilingi kita. Namun masing-masing bentuk ini merupakan bagian integral dari budaya itu sendiri, masyarakat, dan masing-masing individu. Agama, moralitas dan seni adalah apa yang membentuk kita, kepribadian kita, individualitas kita. Beberapa filsuf percaya bahwa seseorang yang telah mengesampingkan konsep-konsep ini dari kehidupannya tidak dapat lagi dianggap penuh. Sejak lahir, kita tidak tahu apa-apa tentang agama, moralitas, dan seni sebagai bentuk refleksi filosofis terhadap realitas. Kami memperoleh konsep-konsep ini di masyarakat, di antara orang-orang yang menghubungkan mereka dengan budaya mereka masing-masing. Kita hanya diberi kesempatan biologis untuk memahami, menembus, mengembangkan, menggunakan, dan mewujudkan.

Apa itu agama? Apa bentuk pemahaman filosofis tentang realitas yang disembunyikannya? Agama adalah bentuk khusus dari pengalaman manusia, dasar utamanya adalah kepercayaan pada yang sakral, tertinggi, supranatural. Ini adalah perbedaan iman dalam ada atau tidaknya sakral yang membedakan baik persepsi dan perilaku kita, pembentukan kepribadian yang terkait dengannya. Agama adalah pendidikan budaya sistemik yang mencakup organisasi keagamaan, sekte, kesadaran, ideologi agama dan psikologi. Dari sini kita melihat bahwa psikologi seseorang sering bergantung pada ideologi agama, sebagai faktor formatif dan pengaturnya, yang terbentuk di lingkungan. Realisasi realitas, terhubung dengan yang sakral, secara radikal berbeda dari orang yang tidak menerima agama. Oleh karena itu, ini adalah salah satu bentuk utama pemahaman filosofis tentang realitas.

Seni adalah bentuk kreativitas manusia, suatu lingkup kegiatan dan realisasi dirinya di dunia yang mengelilinginya. Kreativitas dan seni adalah bentuk kesadaran tidak hanya dari realitas, tetapi dari diri sendiri. Setelah diciptakan, seseorang menempatkan ke dalam seni yang prisma kesadaran atau bahkan distorsi, di mana pemikirannya mampu. Filosofi modern dan kuno mendefinisikan seni dengan cara yang berbeda. Tidak seperti setiap bentuk persepsi lainnya, seni mengekspresikan tingkat kepekaan individu, individualitasnya.

Karakteristik utama seni adalah kesatuan di dalamnya sensualitas dan fantasi, polisemi dan multilingualisme, penciptaan gambar dan simbol. Seni dipelajari tidak hanya oleh filsafat, tetapi juga oleh psikologi, karena dengan menciptakan, individu selalu meninggalkan dalam karya sebuah partikel dirinya, sebuah refleksi tidak hanya dari persepsinya terhadap dunia, tetapi juga karakteristik kepribadiannya. Berdyaev Nikolai Alexandrovich mengatakan tentang kreativitas sebagai berikut: "Kognisi - sedang. Pengetahuan baru tentang kekuatan kreatif manusia dan dunia hanya bisa menjadi makhluk baru ... Kreativitas makhluk ciptaan dapat diarahkan hanya untuk pertumbuhan energi kreatif, untuk pertumbuhan makhluk dan harmoni mereka di dunia, untuk penciptaan nilai-nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya, pendakian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kebenaran, dan keindahan, yaitu, untuk menciptakan kosmos dan kehidupan kosmis, ke pleroma, menuju kesempurnaan supermundana. "

Moralitas adalah sistem norma yang dibuat oleh seseorang untuk mengatur perilakunya di masyarakat. Moralitas berbeda dari moralitas, karena ia juga merupakan bentuk khusus dari kesadaran manusia, karena ia diekspresikan oleh lingkup perjuangan untuk mencapai yang ideal. Moralitas juga merupakan bagian dari budaya dan disediakan oleh opini publik, itu ada di mana-mana dan menembus ke dalam semua bidang seseorang yang juga memiliki karakteristik seperti seseorang, terlepas dari fakta bahwa ini adalah seperangkat moral yang berharga dari seluruh jenis.

Agama dan moralitas, serta seni sebagai bentuk refleksi filosofis dari realitas, adalah sistem yang sepenuhnya melengkapi prisma persepsi manusia, membentuk kepribadiannya dan mengatur perilakunya. Bentuk persepsi terbentuk dalam masyarakat dan merupakan cerminan dari budayanya, sehingga tidak aneh bahwa waktu dan orang yang berbeda memiliki berbagai bentuk pemahaman realitas. Sifat budaya, korelasi tradisi dan inovasi di dalamnya, bentuk-bentuk pemahamannya juga merupakan dasar dari dinamika historisnya, menentukan arah dan isinya. Kesadaran dan kesadaran masyarakat terbentuk sesuai dengan sejarahnya, sehingga sangat penting untuk memahami dan menyadari siapa Anda dan masyarakat yang mengelilingi Anda.